CERITA
DALAM AL-QUR’AN DAN ISRAILIYYAT
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ulumul
Qur’an
Dosen
Pengampu: Dr. Nur mahmudah,
MA
Disusun
oleh:
Muchammad
'Izzul Ma'aly
111516
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH/ PBA-B
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Teks
al-Qur'an adalah wahyu Allah yang tidak akan berubah oleh campur tangan
manusia, tapi pemahaman terhadap al-Qur'an tidak tetap, selalu berubah sesuai
dengan kemampuan orang yang memahami isi kandungan al-Qur'an itu dalam rangka
mengaktualkannya dalam bentuk konsep yang bisa dilaksanakan. Dan ini akan terus
berkembang sejalan tuntutan dan permasalahan hidup yang dihadapi manusia, maka
di sinilah celah-celah orang yang ingin menghancurkan Islam berperan.
Dalam
makalah ini, kami akan membahas tema israiliyat dari sudut apa pengertian
israiliyyat, bagaimana proses masuk dan berkembangnya israiliyyat dalam tafsir
dan bagaimana pengaruh israiliyyat dalam penafsiran al-Qur'an.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari israiliyyat?
2. Bagaimana
proses masuknya dan berkembangnya israiliyyat dalam tafsir?
3. Bagaimana
pengaruh israiliyat dalam penafsiran al-Qur’an?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Israiliyyat
Ditinjau
dari segi bahasa kata israiliyyat adalah bentuk jamak dan kata
israiliyah, yakni bentuk kata yang dinisbahkan pada kata Israil yang berasal
dari bahasa Ibrani, Isra bararti hamba dan il berarti Tuhan, jadi
Israil adalah hamba Tuhan. Dalam deskreptif histories, Israil barkaitan
erat dengan Nabi Ya'kub bin Ishaq bin Ibrahim as, dimana keturunan beliau yang
berjumlah dua betas disebut Bani Israil. Di dalam al-Qur'an banyak disebutkan
tentang Bani Israil yang dinisbahkan kepada Yahudi.[1] Misalnya firman Allah
dalam surah al-Maidah: 78, al-Isra: 4, an-Naml: 76.
Telah
dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra
Maryam.Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (al-Maidah:
78)
Dan
telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu, sesungguhnya kamu
akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. (al-isra:4)
Sesungguhnya
al-Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari
(perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangya (an-Naml: 76).
Secara
istilah para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan
israilliyyat. Menurut adz-Dzahabi israiliyyat mengandung dua pengertian yaitu,
Pertama: kisah dan dongeng yang disusupkan dalam, tafsir dan hadits yang
asal periwayatannya kembali kepada sumbernya yaitu Yahudi, Nashrani dan yang
lainnya. Kedua: cerita-cerita yang sengaja diselundupkan oleh
musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadits yang sama sekali tidak dijumpai
dasarnya dalam sumber-sumber lama.[2] Namun secara umum israiliyyat
adalah kisah atau berita yang diriwayatkan dari sumber-sumber yang berasal dari
orang israil.[3]
Al-Qur’an sendiri banyak membicarakan hal-hal yang terdapat dalam kitab suci,
khususnya yang berhubungan dengan kisah para nabi dan berita umat terdahulu.
Namun dalam al-Qur’an kisah-kisah itu hanya dikemukakan secara singkat dengan
menitikberatkan pada waktu peristiwa, nama-nama negeri dan nama-nama pribadi.[4]
2.
Proses
Masuk dan Berkembangnya Israiliyyat dalam Tafsir
Kisah
israiliyyat dalam tafsir al-Qur'an tidak lepas dari kondisi sosio kultural
masyarakat Arab pada zaman jahiliyah.[5] Pengetahuan mereka tentang
israiliyyat telah lama masuk ke dalam benak keseharian mereka sehingga tidak dapat
dihindari adanya interaksi kebudayaan Yahudi dan Nashrani dengan kebudayaan
Arab yang kemudian menjadi jazirah Islam itu. Sejak tahun 70 M terjadi imigrasi
besar-besaran orang Yahudi ke Jazirah Arab karena adanya ancaman dan siksaan
dari penguasa Romawi yang bernama Titus. Mereka pindah bersama dengan
kebudayaan yang mereka ambil dari Nabi dan Ulama mereka, serta mereka wariskan
dari generasi ke generasi. Mereka mempunyai tempat yang bernama Midras sebagai
pusat pengajian kebudayaan warisan yang telah mereka terima dan menemukan
tempat tertentu sebagai tempat beribadah dan menyiarkan agama mereka.[6] Selain itu juga bangsa
Arab sering berpindah pindah, baik kearah timur maupun barat. Mereka
memiliki dua tujuan dalam berpergian. Bila musim panas pergi ke Syam dan
dingin pergi ke Yaman. Pada waktu itu di Yaman dan Syam banyak sekali ahli
kitab yang sebagian besar adalah bangsa Yahudi. Karena itu tidaklah
mengherankan bila antara orang arab dengan yahudi terjalin hubungan.
Setelah
Rasul wafat, tidak seorangpun yang berhak menjadi penjelas wahyu Allah. Pada
era shahabat inilah israiliyyat mulai berkembang dan tumbuh subur. Hanya saja
dalam menerima riwayat dan kaum Yahudi dan Nashrani pada umumnya mereka amat
ketat. Mereka hanya membatasi kisah-kisah dalam al-Qur'an secara global dan
Nabi sendiri tidak menerangkan kepada mereka kisah-kisah tersebut. Disamping
itu mereka terkenal sebagai orang-orang yang konsekuen dan konsisten pada
ajaran yang diteima dari Rasulullah saw, sehingga jika mereka menjumpai kisah-kisah
israiliyyat yang bertentangan dengan syari'at Islam, mereka menentangnya.[7]
Pada
era tabi'in, penukilan dari ahli Kitab semakin meluas dan cerita-cerita
israiliyyat dalam tafsir semakin berkembang. Sumber cerita ini adalah
orang-orang yang masuk Islam dari kalangan ahli Kitab yang jumlahnya cukup
banyak dan ditunjang oleh keinginan yang kuat dari orang-orang untuk mendengar
kisah-kisah yang ajaib dalam kitab mereka. Oleh karenanya pada masa tersebut
muncul sekelompok mufassir yang ingin mengisi kekosongan pada tafsir, yang menurut
mereka dengan memasukan kisah-kisah yang bersumber pada orang-orang yang Yahudi
dan Nasrani. Sehingga karenanya tafsir-tafsir tersebut menjadi simpang siur dan
bahkan kadang-kadang mendekati takhayul dan khurafat. Diantaranya adalah Muqatil
bin Sulaiman. Pada era ini pula banyak hadits-hadits palsu, kedustaan dan
kebohongan yang disandarkan kepada Rasulullah saw tersebar.[8]
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan masuknya israiliyyat dalam tafsir yaitu:[9] Pertama, perbedaan
metodologi antara al-Qur'an, Taurat dan Injil. Al-Qur'an dalam global dan ringkasan
titik tekannya adalah memberikan petunjuk jalan yang benar bagi manusia,
sedangkan Taurat dan Injil mengemukakan secara terinci, perihal, waktu dan
tempatnya. Ketika menginginkan pengetahuan secara lebih teperinci tentang
kisah-kisah umat Islam bertanya kepada kelompok Yahudi dan Nasrani yang
dianggap lebih. Kedua, rendahnya kebudayaan masyarakat Arab
karena kehidupan mereka yang kurang banyak yang pandai dalam hal tulis menulis
(ummi). Meskipun pada umumnya ahli Kitab juga selalu berpindah-pindah, tetapi
pengetahuan mereka tentang sejarah masa lampau lebih luas. Ketiga, ada
justifikasi dari dalil-dalil naqlilah yang difahami masyarakat Arab sebagai
pembenaran bagi mereka untuk bertanya pada ahli Kitab. Keempat, adalah
heterogenitas penduduk. Menjelang masa kenabian Muhammad saw jazirah Arab dihuni
juga oleh kelompok Yahudi dan Nasrani.
3.
Pengaruh
Israiliyyat dalam Penafsiran al-Qur'an
Menurut
Zainul Hasan Rifa'i,[10] masuknya israiliyyat
dalam penafsiran al-Qur'an terutama yang bertentangan dengan prinsif asasinya banyak
menimbulkan pengaruh negatif pada Islam. Diantaranya adalah merusak akidah umat
Islam, seperti yang dikemukakan oleh Mudatil ataupun Muhammad dengan Zainab
binti Jahsyi yang keduanya mendiskripsikan pribadi Nabi yang ma'shum serta
menggambarkan Nabi sebagai pemburu nafsu seksual.
Ditambahkannya
masuknya israiliyyaat ini memalingkan perhatian umat Islam dalam mengkaji
soal-soal keilmuan Islam. Dengan larutnya umat Islam ke dalam keasyikan
menikmati kisah-kisah israiliyyaat, mereka tidak lagi antusias memikirkan
hal-hal makro, seperti sibuk dengan nama dan anjing Ashabul Kahfi, jenis kayu
dari tongkat Nabi musa as, nama binatang yang ikut serta dalam perahu Nabi Nuh
as dan sebagainya dimana perincian itu tidak dinamakan dalam al-Qur'an karena
memang tidak bermanfaat. Sekiranya bermanfaat al-Qur'an tentu menjelaskan.
Selanjutnya
adz-Dzahabi mengatakan israiliyyat akan merusak akidah kaum muslimin karena mengandung
unsur penyerupaan dan pengkongkritan (tasybih dan tajsim) kepada Allah dan
mensifati Allah dengan sifat yang tidak sesuai keagungan dan kesempumaan-Nya.
Cerita itupun mengandung unsur ismah (terpeliharanya) Nabi dan para Rasul dari dosa,
menggambarkan mereka dalam bentuk yang menonjol bentuk syahwatnya, mendorong
mereka pada perbuatan-perbuatan buruk yang tidak pantas dan layak bagi orang
yang adil, apalagi orang yang menjadi Nabi.[11]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Israiliyyat
adalah bentuk jamak dari israiliyyah, yakni bentuk kata yang dinisbahkan kepada
kata israil yang berasal dari bahasa lbram, isra berarti hamba dan it berarti
Tuhan, jadi israil artinya adalah hamba Tuhan. Dalam perspektif histories
israil berkaltan erat dengan Nabi Ya'kub bin Ishaq as, dimana keturunan beliau
yang berjumlah dua belas disebut Bani Israil. Secara istilah israiliyyat adalah
kisah dan dongeng yang disusupkan dalam tafsir dan hadits yang asal riwayatnya
disandarkan atau bersumber pada Yahudi, Nashrani dan lainnya atau cerita-cerita
yang secara sengaja diselunduplan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan
hadits, yang sama sekali tidak dijumpai dalam sumber-sumber yang sahih. Masuknya
israiliyyat dalam tafsir tidak terlepas dari kondisi sosio kultural masyarakat
arab pada zaman jahiliyah. Adanya migrasi besar-besaran orang Yahudi pada tahun
70 M ke jazirah Arab karena ancaman dari Romawi yang dipimpin oleh kaisar Titus
menimbulkan kontak antara keduanya, ditambah lagi kondisi orang arab sendiri
yang sering melakukan perjalanan dagang ke Syam dan Yaman, di Madinah sendiri
banyak orang Yahudi yang bermukim di sana.
Keberadaan
israiliyyat dalam tafsir banyak memberikan pengaruh buruk, sikap teliti yang
diperlihatkan oleh para sahabat dalam mentransfer. Israiliyyat tidak menjadi
perhatian generasi sesudahnya, sehingga banyak israiliyyat yang mengandung
khurafat dan bertentangan dengan nash mengenai kitab tafsir.
Daftar
Pustaka
Suhadi. 2011. Ulumul Qur’an. Kudus: Nora Media
Enterprise.
Mudzakir. 2001. Manna’ Kholil al-Qathan Studi
Ilmu-Ilmu Qur’an. Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa.
www.blogspot.farihatni
mulyani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar