Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 05 Juni 2013

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF BESERTA PERBEDAANNYA


PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BESERTA PERBEDAANNYA
Makalah
Disusun guna untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Metodologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Bpk. Abdul Mutholib, S.Ag.,  M.Pd.



Di susun oleh: 
Muchammad ‘Izzul Ma’aly
111516

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH (PBA)
2013

BAB I
PENDAHULUAN
I.         Latar Belakang
Mahasiswa merupakan agen pembaharuan, baik dari segi akhlak maupun ilmu pengetahuan. Karena ditangan mahasiswalah sebuah bangsa dapat meraih sebuah  kejayaan, dan kejayaan sendiri tidak akan terwujud tanpa adanya sebuah tindakan riil. Salah satunya adalah dengan cara meneliti sebuah obyek/masalah tertentu, kemudian hasilnya diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Bagi seorang mahasiswa penelitian bukanlah menjadi sesuatu yang asing lagi. Dan disetiap inovasi pastilah membutuhkan sebuah penelitian yang digunakan untuk merperkuat argumen. Dalam melakukan sebuah penelitan, kita membutuhkan sebuah metode. Metode tersebut antara lain metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Kita menggunakannya sesuai dengan kebutuhan saat penelitian. Seperti saat menyusun skripsi ataupun dalam mencari sebuah penemuan ilmu baru.

II.      Rumusan Masalah
1.    Apa definisi penelitian itu?
2.    Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif?
3.    Bagaimana perbedaan diantara kedua metode tersebut?


BAB II
PEMBAHASAN

1.        Pengertian Penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu dialog yang terjadi secara terus menerus antara dua jenis kenyataan, yaitu antara agreement reality dan experiential reality. Penelitian merupakan suatu usaha menghubungkan kenyataan empirik dengan teori. Karena dalam penelitian kualitatif, penelitian dilakukan bukan dalam rangka menguji teori atau hipotesis, melainkan menemukannya.
Teori dalam penelitian kuantitatif bersifat a priori yang disusun secara deduktif dan logis, sedangkan teori dalam penelitian kualitatif disusun melalui dasar (grounded) ditemukan melalui induktif. Teori yang ditemukan melalui dasar itu memenuhi dua kriteria, yaitu sesuai dengan situasi empiris dan fungsi teori, yaitu : meramalkan, menerangkan, menafsirkan, dan mengaplikasikan.
Adapun meneliti adalah mencari data yang akurat. Maka dari itu, seorang peneliti harus memakai instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik, dan ilmu-ilmu empirik lainnya, instrumen penelitiannya memakai termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat. Dan semua itu sudah ada, sehingga tidak perlu lagi untuk membuat instrumen penelitian. Berbeda dengan penelitian sosial, kebanyakan instrumen yang akan digunakan untuk meneliti tidak ada. Sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkannya sendiri. Supaya instrumen dapat dipercaya, maka perlu adanya validitas dan reliabilitas.[1]

2.        Definisi Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berintraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & schumantar, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagi jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (strauss & corbin, 2003).[2]
Berdasarkan pada filsafat konstruktif, penelitian kualitatif mengasumsikan realita sebagai sesuatu yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Interaksi dengan individu dan pengalaman berbagai peristiwa dipahami berdasarkan pemahaman subjektif. Peneliti yang menggunakan metode kualitatif percaya bahwa realita adalah suatu bentuk sosial. Dengan kata lain, yang menjadi persepsi mereka adalah segala hal yang mereka sadari betul “nyata” hal yang membuat mereka melakukan sesuatu, berfikir, dan merasakan sesuatu.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dilibatkan dalam situasi maupun  fenomena yang sedang dipelajari. Dan juga mengasumsikan fungsi intraksi sosial dengan cara pendekatan interaktif dan interaksi aktif. Dengan kata lain, dengan penelitian kualitatif ini, peneliti lebih mempersiapkan instrumen “orang” dari pada instrumen lain.
Adapun istilah pendekatan kuantitatif sering kali juga disebut sebagai metode ilmiah, empirik, behavioristik, positivistik, fungsionalis, deduktif, makro, klasik, tradisional, reduksionis, atomistik, dan masih banyak lagi. Walaupun demikian metode yang digunakan dalam ilmu alam tidaklah selalu sinonim dengan statistika inferensial, karena ia meliputi proses induksi analitik. Dalam induksi analitik peneliti bergerak dari suatu data menuju formulasi hipotesis untuk menguji dan memverifikasinya (Znaniecki dan Lindesmith, dalam brannen, Ed., 1992).[3]
Pendekatan kuantitatif melaksanakan penelitian dengan cara yang sistematik, terkontrol, empirik, dan kritis mengenai hipotesis hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. Pendeatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan “campur tangan” manusia dalam melakukan penelitian, atau dengan perkataan lain bahwa peneliti harus mengambil jarak dengan obyek yang diteliti. Penelitian kuantitatif ini lebih menekankan kepada cara fikir yang lebih positivistik yang bertitik tolak dari fakta sosial yang ditarik dari realitas obyektif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (nilai, peringkat, atau frekuensi) yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Creswell, 2002). Oleh karena itu penelitian kuantitatif secara tipikal dikaitkan dengan proses induksi enumeratif, yaitu menarik kesimpulan berdasar angka dan melakukan abstraksi berdasar generalisasi. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk menemukan seberapa banyak karekteristik yang ada dalam populasi induk mempunyai karekteristik seperti yang terdapat pada sampel.[4]

3.        Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Secara tradisional terdapat jurang antara penelitian kualitatif dan kuantiatatif, dimana masing-masing memiliki paradigma yang sedikit berbeda (Layder, 1988). Perbedaan antara kedua paradigma itu berkaitan dengan tingkat pembentukan pengetahuan dan proses penelitian.[5]
Menurut Soegiyanto (1989) perbedaan antara paradigma kualitatif dengan kuantitatif dapat dilihat pada argumentasi klasik dalam filsafat realisme dan idealisme. Dapat  juga dikatakan bahwa pertanyaan disandarkan pada hubungan dunia luar dengan proses mengetahui (knowing). Sedangkan menurut Burges (1985) menyarankan untuk tidak mempertentangkan secara berlebihan antara pendekatan kualitatif dengan kuantitatif, walaupun banyak kontra antara keduanya. Karena kedua metode tersebut justru saling melengkapi (complement each other). Berbagai teknik pendekatan sangat bermanfaat untuk topik tertentu. Sebagaimana untuk mengetahui masalah sosial tertentu memakai metode kualitatif, sedangkan untuk mengetahui aspek distribusi atau korelasi yang relevan dipilih pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositvisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[6]
Jadi, metode penelitian kualitatif cocok dipakai dalam masalah yang belum jelas, lingkup yang kecil, sehingga penelitian lebih mendalam dan bermakna. Sementara itu, penelitian kuantitatif dipakai dalam lingkup yang lebih besar. Metode kualitatif cocok untuk menemukan hipotesis/teori, sedangkan kuantitatif sebagai penguji hipotesis/teori.



[1] Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA, hlm. 50
[2] Syamsuddin  & Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode penelitain pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm. 73
[3] Asmadi Alsa. 2003. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, hlm. 12
[4] Ibid, hlm. 13
[5] Julian Brannen. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 9
[6] Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA, hlm. 14-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar