PENELITIAN
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BESERTA
PERBEDAANNYA
Makalah
Disusun
guna untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah: Metodologi Pendidikan
Dosen
Pengampu: Bpk. Abdul Mutholib, S.Ag.,
M.Pd.
Di
susun oleh:
Muchammad ‘Izzul
Ma’aly
111516
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH (PBA)
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Mahasiswa
merupakan agen pembaharuan, baik dari segi akhlak maupun ilmu pengetahuan. Karena
ditangan mahasiswalah sebuah bangsa dapat meraih sebuah kejayaan, dan kejayaan sendiri tidak akan
terwujud tanpa adanya sebuah tindakan riil. Salah satunya adalah dengan cara
meneliti sebuah obyek/masalah tertentu, kemudian hasilnya diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.
Bagi
seorang mahasiswa penelitian bukanlah menjadi sesuatu yang asing lagi. Dan disetiap
inovasi pastilah membutuhkan sebuah penelitian yang digunakan untuk merperkuat
argumen. Dalam melakukan sebuah penelitan, kita membutuhkan sebuah metode. Metode
tersebut antara lain metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Kita
menggunakannya sesuai dengan kebutuhan saat penelitian. Seperti saat menyusun
skripsi ataupun dalam mencari sebuah penemuan ilmu baru.
II. Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi penelitian itu?
2. Apa yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana
perbedaan diantara kedua metode tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Penelitian
Penelitian
dapat diartikan sebagai suatu dialog yang terjadi secara terus menerus antara
dua jenis kenyataan, yaitu antara agreement reality dan experiential
reality. Penelitian merupakan suatu usaha menghubungkan kenyataan empirik
dengan teori. Karena dalam penelitian kualitatif, penelitian dilakukan bukan
dalam rangka menguji teori atau hipotesis, melainkan menemukannya.
Teori
dalam penelitian kuantitatif bersifat a priori yang disusun secara deduktif dan
logis, sedangkan teori dalam penelitian kualitatif disusun melalui dasar (grounded)
ditemukan melalui induktif. Teori yang ditemukan melalui dasar itu memenuhi
dua kriteria, yaitu sesuai dengan situasi empiris dan fungsi teori, yaitu :
meramalkan, menerangkan, menafsirkan, dan mengaplikasikan.
Adapun
meneliti adalah mencari data yang akurat. Maka dari itu, seorang peneliti harus
memakai instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik, dan ilmu-ilmu
empirik lainnya, instrumen penelitiannya memakai termometer untuk mengukur
suhu, timbangan untuk mengukur berat. Dan semua itu sudah ada, sehingga tidak
perlu lagi untuk membuat instrumen penelitian. Berbeda dengan penelitian
sosial, kebanyakan instrumen yang akan digunakan untuk meneliti tidak ada.
Sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkannya sendiri. Supaya instrumen
dapat dipercaya, maka perlu adanya validitas dan reliabilitas.[1]
2.
Definisi
Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi
karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung
dan berintraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan &
schumantar, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagi jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik
atau bentuk hitungan lainnya (strauss & corbin, 2003).[2]
Berdasarkan
pada filsafat konstruktif, penelitian kualitatif mengasumsikan realita sebagai
sesuatu yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Interaksi dengan
individu dan pengalaman berbagai peristiwa dipahami berdasarkan pemahaman
subjektif. Peneliti yang menggunakan metode kualitatif percaya bahwa realita
adalah suatu bentuk sosial. Dengan kata lain, yang menjadi persepsi mereka
adalah segala hal yang mereka sadari betul “nyata” hal yang membuat mereka
melakukan sesuatu, berfikir, dan merasakan sesuatu.
Dalam
penelitian kualitatif, peneliti dilibatkan dalam situasi maupun fenomena yang sedang dipelajari. Dan juga
mengasumsikan fungsi intraksi sosial dengan cara pendekatan interaktif dan interaksi
aktif. Dengan kata lain, dengan penelitian kualitatif ini, peneliti lebih
mempersiapkan instrumen “orang” dari pada instrumen lain.
Adapun istilah
pendekatan kuantitatif sering kali juga disebut sebagai metode ilmiah, empirik,
behavioristik, positivistik, fungsionalis, deduktif, makro, klasik,
tradisional, reduksionis, atomistik, dan masih banyak lagi. Walaupun demikian
metode yang digunakan dalam ilmu alam tidaklah selalu sinonim dengan statistika
inferensial, karena ia meliputi proses induksi analitik. Dalam induksi analitik
peneliti bergerak dari suatu data menuju formulasi hipotesis untuk menguji dan
memverifikasinya (Znaniecki dan Lindesmith, dalam brannen, Ed., 1992).[3]
Pendekatan
kuantitatif melaksanakan penelitian dengan cara yang sistematik, terkontrol,
empirik, dan kritis mengenai hipotesis hubungan yang diasumsikan di antara
fenomena alam. Pendeatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila
kita dapat menyingkirkan “campur tangan” manusia dalam melakukan penelitian,
atau dengan perkataan lain bahwa peneliti harus mengambil jarak dengan obyek
yang diteliti. Penelitian kuantitatif ini lebih menekankan kepada cara
fikir yang lebih positivistik yang bertitik tolak dari fakta sosial yang
ditarik dari realitas obyektif.
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud
bilangan (nilai, peringkat, atau frekuensi) yang dianalisis dengan menggunakan
statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya
spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu
mempengaruhi variabel yang lain (Creswell, 2002). Oleh karena itu penelitian
kuantitatif secara tipikal dikaitkan dengan proses induksi enumeratif, yaitu
menarik kesimpulan berdasar angka dan melakukan abstraksi berdasar
generalisasi. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk menemukan seberapa banyak
karekteristik yang ada dalam populasi induk mempunyai karekteristik seperti
yang terdapat pada sampel.[4]
3.
Perbedaan
Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Secara
tradisional terdapat jurang antara penelitian kualitatif dan kuantiatatif,
dimana masing-masing memiliki paradigma yang sedikit berbeda (Layder, 1988).
Perbedaan antara kedua paradigma itu berkaitan dengan tingkat pembentukan
pengetahuan dan proses penelitian.[5]
Menurut
Soegiyanto (1989) perbedaan antara paradigma kualitatif dengan kuantitatif dapat
dilihat pada argumentasi klasik dalam filsafat realisme dan idealisme.
Dapat juga dikatakan bahwa pertanyaan
disandarkan pada hubungan dunia luar dengan proses mengetahui (knowing).
Sedangkan menurut Burges (1985) menyarankan untuk tidak mempertentangkan secara
berlebihan antara pendekatan kualitatif dengan kuantitatif, walaupun banyak
kontra antara keduanya. Karena kedua metode tersebut justru saling melengkapi (complement
each other). Berbagai teknik pendekatan sangat bermanfaat untuk topik
tertentu. Sebagaimana untuk mengetahui masalah sosial tertentu memakai metode
kualitatif, sedangkan untuk mengetahui aspek distribusi atau korelasi yang relevan
dipilih pendekatan kuantitatif.
Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sempel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositvisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.[6]
Jadi, metode
penelitian kualitatif cocok dipakai dalam masalah yang belum jelas, lingkup
yang kecil, sehingga penelitian lebih mendalam dan bermakna. Sementara itu,
penelitian kuantitatif dipakai dalam lingkup yang lebih besar. Metode
kualitatif cocok untuk menemukan hipotesis/teori, sedangkan kuantitatif sebagai
penguji hipotesis/teori.
[1]
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA, hlm. 50
[2]
Syamsuddin & Vismaia S. Damaianti.
2009. Metode penelitain pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm.
73
[3]
Asmadi Alsa. 2003. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya
dalam penelitian Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, hlm. 12
[4]
Ibid, hlm. 13
[5]
Julian Brannen. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 9
[6]
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA, hlm. 14-15